Rabu, 28 Maret 2012

tehnik monitoring serangga hama pada bibit kayu bawang


Kayu bawang (Dysoxylum mollissimum Blume) merupakan salah satu jenis tanaman unggulan di Propinsi Bengkulu. Tanaman ini memiliki kualitas kayu yang baik dan berpotensi untuk dikembangkan. Bibit kayu bawang diperoleh dari benih dan cabutan alam. 
Kayu bawang dapat digunakan sebagai kayu pertukangan, karena kayu bawang merupakan kayu yang kuat, awet dan memiliki serat yang halus sehingga mudah dikerjakan. Kayu bawang pertama kali dibudidayakan masyarakat di Bengkulu Utara sejak jaman penjajahan Jepang. Kayu bawang dapat tumbuh dalam berbagai bentuk lahan baik datar, miring maupun curam. Kayu bawang bagi masyarakat telah menjadi komoditas budidaya tradisional yang tetap dipertahankan. Sebagian besar masyarakat menanam kayu bawang di kebun atau pekarangan.

Hama merupakan semua hewan yang dalam aktifitas hidupnya menimbulkan kerusakan, kerugian bahkan kematian pada tanaman. Hama yang menyerang suatu tanaman secara berlebihan maka dapat merusak tanaman tersebut, apabila dibiarkan maka dapat membuat tanaman menjadi mati. Serangga dapat dianggap sebagai hama karena memakan atau merusak tanaman yang dibudidayakan oleh manusia, termasuk juga kayu bawang. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan atau monitoring terhadap serangan serangga hama. Apabila serangan serangga hama semakin banyak dan terjadi kerusakan yang cukup besar maka akan dilakukan pengendalian serangga hama tersebut.

Tehnik monitoring bertujuan untuk memantau keberadaan (ada atau tidaknya) serangan serangga hama pada areal pertanaman kayu bawang. Hasil monitoring serangga hama dapat digunakan sebagai pedoman atau dasar dalam pengambilan kebijakan dan keputusan tentang tehnik pengendalian serangga hama.
Terdapat 2 jenis serangga hama yang ditemukan di persemaian yaitu belalang (V. nigricornis) dan ulat kantong (Pteroma plagiophleps). Menurut Winarno (2003), gejala serangan dari belalang adalah daun yang dimakan oleh hama belalang menjadi berlubang-lubang, tulang daun dan urat-urat daun tidak dimakan. Selain itu lubang akibat serangan belalang tepinya bergerigi kasar tidak beraturan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartasapoetra (1987), bahwa gejala-gejala yang khusus sebagai akibat dari serangan hama serangga dapat diketahui dengan adanya bekas-bekas kerusakan yang dilakukannya. Serangan hama belalang pada tanaman, gejala atau bekas-bekasnya akan tampak pada pinggir atau tengah daun, terjadi bolong-bolong pada daun, dimana bekas gigitan tidak merata. 
Serangan ulat kantong (Pteroma plagiophleps) ditandai dengan kenampakan tanaman tajuk tanaman yang kering seperti terbakar. Menunjukkan bahwa kehilangan daun dapat mencapai 46,6%. Tanaman pada semua umur rentan terhadap serangan ulat kantong, tetapi lebih cenderung berbahaya terjadi pada tanaman dengan umur lebih dari 8 tahun. Keadaan ini mungkin ditimbulkan dari kemudahan penyebaran ulat kantong pada tanaman yang lebih tua karena antar pelepah daun saling bersinggungan. Sehingga dapat mempermudah penyebaran serangan ulat kantong.
Gejala awal serangan ulat kantong dapat dilihat dari daun yang berlubang dan berwarna coklat. Selanjutnya gejala kerusakan pada serangan berat menyebabkan daun menjadi rontok dan berguguran. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartasapoetra (1987) bahwa serangan ulat gejalanya adalah bagian daun tanaman menjadi sobek hingga tulang daun, pinggir daun bahkan seluruhnya dapat dihabiskan.
Faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan intensitas serangan oleh belalang (V. nigricornis) dan ulat kantong (Pteroma plagiophleps) selain dari penggunaan aplikasi cuka kayu juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi saat pengamatan, larva yang berubah menjadi pupa sehingga aktifitas makannya berkurang, dan bertambahnya jumlah daun muda dapat menyebabkan intensitas rata-rata serangan serangga hama menurun.
Serangan hama yang menyerang pada bibit kayu bawang perlu diantisipasi dengan menggunakan tehnik monitoring dalam menekan serangan hama. Tehnik pemantauan ini merupakan faktor kunci dalam membuat keputusan terhadap dampak serangan hama yang menyerang pada bibit tanaman kayu bawang. Tehnik monitoring dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang apakah termasuk hama potensial menimbulkan kerusak atau tidak potensial menimbulkan kerusakan.
Tehnik monitoring juga dapat memberikan informasi tentang populasi hama, memonitor populasi hama dalam rangka menekan serangan hama sehingga tidak melebihi ambang batas ekonomi. Selain itu kita dapat mengetahui rekomendasi tehnik pencegahan dan pengendalian hama yang efektif dan efisien.
Dilihat dari tingkat serangan serangga hama antara belalang (V. nigricornis)  dan ulat kantong  (P. plagiophleps) yang paling tinggi serangannya adalah ulat kantong karena pada masa larva ulat kantong memiliki aktifitas makan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan serangga hama belalang.
 
semoga bermanfaat ^_^ septy